Halaman

Kamis, 21 Juli 2011

SECRET Night Part 2

Fanfiction Hey!Say!Jump Indonesia

Author : Yunita Pebrianti

JUDUL : SECRET Night Part 2

Main Cast : - Nakanishi Rie ( OC )

- Okamoto Yuny ( OC )

- Nakajima Yuto

- Marimoto Ryutaro

Other Cast :- Okamoto Keito

- Zya Nakamira ( OC)

- other

Genre : AU

Rating : NC-17


`“ Tadi, Keito sendiri yang bilang kalau dia punya hubungan lebih dari teman sama Zya tapi gak pacaran”

“ Gile tu cewek. .. . .gak habis pikir deh. .. “ ucapku sambil menggelangkan kepala.

“ Kamu tahu Riechan. Hatiku lebih sakit sekarang daripada saat Yuto memutuskanku”

“ Sudahlah Yuchan. .. mungkin ini balasan buat dia karena mencampakanmu”

“ Lebih sakit melihat orang yang kita cintai disakiti oleh orang lain. Dari pada dia sendiri yang menyakiti kita” ucap Yuny. Aku tahu sekarang Yuny dengan susah payah menahan air matanya supaya tidak keluar.

“ Apa seh.. . gak jelas deh ngomong kamu itu apa. .” ucapku mencoba mengalihkan pembicaraan.

“ Yuchan. .. . . . ayolah. . .aku sudah lapar. . .ngapain disana. .. . “ teriak Keito dari dapur.

Aku sangat bersyukur Keito memanggil Yuny. Jika tidak, aku yang akan kerepotan mencarikan alasan kepada yang lain kenapa Yuny banjir air mata. Yuny bergegas memenuhi panggilan sepupu kesayangannya itu. Aku juga mengikutinya dari belakang.

# # #

Hari sudah malam. aku melihat Yuny yang dari tadi kerjaannya diam terus. Lalu otakku bekerja dengan benar sehingga menghasilkan ide bagus.

“ Yuny. . .kita nonton Takumi yo. .. . “ ajakku. Aku sangat berharap Yuny setuju.

“ Boleh . .. tapi, mesti diruang tengah ya. . . soalnya DVD dikamarku rusak”

“ Gak . .. .masalah . . ayo cepat .. “ aku langsung menarik tangan Yuny keluar dari kamar. Yuny dan aku hanya berdiam diri dikamar seharian ini. Yuny bilang kalau dia malas mesti ketemu Yuto ataupun Zya jika keluar kamar.

Saat sampai diruang tengah. Disana ternyata sudah ada Ryuu, Keito dan Yuto.

“ Oneechan . .. mau nonton apa?” tanya Keito pada Yuny yang sedang menghidupkan televisi.

“ Takumi .. “ jawab Yuchan singkat.

“ Cerita apa itu . .?” tanya Ryuu.

“ Percintaan sejenis . ..” kini aku yang menjawabnya. Aku dapat melihat Yuny sudah tidak semangat saat melihat ada Yuto diruang tengah.

“ Ihhh. .. . ngapain coba nonton begituan . .. “ ucap Yuto.

“ Suka-suka kami donk. Kalau gak mau nonton ya . .jangan dilihat! Gampangkan” sahut Yuny dengan nada lebih keras dari biasanya.

“. . . .. . . . . .. . “ aku, Keito, dan Ryuu hanya diam mendengar Yuny berkata seperti itu.

“ Aku mau pergi dulu ya .. .! ada janji. . .. “ ucap Keito memecah keheningan tadi. Dasar Keito main kabur saja, padahalkan dia yang mengajak Yuto dan yang lain menginap disini.

Akhirnya hanya kami berempat yang menonton Film tersebut. Yuny hanya diam saja sampai film selesai, kelihatan pikirannya sedang melayang entah kemana.

“ Oh. . . Nakajimakun. Zya mana?” tanyaku sok akrab.

“ Dia pergi dengan temannya tadi . . . . . “ jawab Yuto .

“ Oh. .... . .” ucapku sambil menganggupkan kepala.

“ Riechan. . ..aku mau kedapur dulu ya . .. mengambil minum” ucap Yuny.

“ Iya . .skalian aku ya. . ..hehehehe” pinta Ryuu.

“ Iya kalo ingat. . . .”

Seberpa saat setelah Yuny pergi ke dapur yang katanya mengambil minum tapi, tidak kembali lagi. Yuto juga ikut pergi, entah kemana. Hanya tinggal aku dan Ryuu yang menonton. Kami berdua melanjutkan tontonan kami dengan Dorama Yukan Club.

“ Eh. .. Riechan. .. itu siapa namanya?” tanya Ryuu pada salah satu pemain yang merupakan anak kepala polisi di Dorama yang kami berdua lihat.

“ Itu. .. namanya Akanishi Jin” jawabku singkat.

“ Hmmm. . .. Akanishikun ya. . .”guman Ryuu pelan.

“ Riechan. .. boleh nanya gak” lanjut Ryuu lagi.

“ Boleh. . tapi apa dulu” aku langsung menoleh kearah Ryuu. Dan kulihat Ryuu sedang memainkan bibir bawahnya.

“ Riechan sudah punya pacar?” kalimat itu akhirnya kalimat itu keluar juga dari mulut Ryuu.

“ Eeeee. .. . . gak punya. Kenapa memangnya! Kamu suka aku ya. .. . . . .” godaku. Padahal aku sendiri juga sangat susah untuk mengatakannya. Tapi, aku harus menanggapi itu dengan biasa, aku tidak ingin dikira terlalu percaya diri dan menganggap pertanyaan yang dilontarkan Ryuu itu penting.

“ Ah. .. gak kok! Bukan itu . . .maksudku” Ryuu langsung susah menentukan sikapnya saat mendengar jawaban Rie. Ryuu terlihat gugup.

“ Ngaku saja. . .. kalo suka aku. .. ! hayo. .. “ melihat ekspresi Ryuu, aku jadi semakin ingin menggodanya lagi. Aku sekarang merasa senang.

“ Aduhhh Riechan, jangan begitu. Akukan masih kecil “ ucap Ryuu sambil memalingkan wajahnya dan menutupnya dengan kedua tangannya.

“ Woh. . . . . kamukan sudah SMA. . .bolehlah main cinta-cintaan. Sini Riechan ajarin”

“ Riechan. .. .. ah. .. Dibilang aku masih kecil juga”

Aku semakin senang menggoda Ryuu. Senyumnya, tawanya dan setiap hal yang dia lakukan membuatku tersenyum. Kini aku ingin memiliki semua itu. Menahan senyum itu hanya untukku. Sungguh egois.

“ Dibilang sini Riechan ajarin juga. . . “ ucapku tidak mau kalah.

“ Hmmmmm. . . . . caranya?” tanya Ryuu dengan polos.

Aku langsung duduk disebelahnya. Semakin mendekat kearahnya yang kini terlihat sangat manis karena aku yang terus mendekatkan wajahku ke wajahnya. Aku dapat melihat tatapan mata polosnya dari jarak sedekat ini. Perlahan aku menaruh jari telunjuk dan jari tengahku di bibirnya, lalu aku menempelkan bibirku juga dijariku itu. Dapatku lihat muka Ryuu yang memerah karena ulahku. Tapi, aku tidak berhenti sampai disitu. Dengan perlahan, aku menarik kedua jariku itu dan membiarkan bibirku jatuh menempel dibibirnya. Aku bisa merasakan tubuhnya bergetar. Aku langsung menggenggam tangannya dengan erat, seraya memberitahukannya untuk bertahan. 10 detik, 20 detik, 30 detik waktu berjalan. Aku masih dengan lekat menatap matanya. Pada waktu yang ke 40 detik, ku lihat Ryuu memejamkan matanya. Entah itu pertanda untukku boleh melanjutkan ketahap selanjutnya. Aku rasa begitu karena Ryuu lalu membuka kedua bibirnya pelahan. Tanpa pikir panjang aku langsung melumat bibir mungil itu dengan ganas. Memaksakan lidahku masuk. Aku terus memainkan lidahku karena aku merasakan sama sekali tidak ada perlawanan. Terlintas dalm pikiranku, apakah ini yang pertama baginya. Beberapa saat kemudian, aku menarik keluar lidahku dan menjauhkan bibirku dari bibir Ryuu. Menandakan permainan kami sudah selesai. Tapi, aku malah dibuat kaget mendengar reaksi Ryuu saat aku sudah melepas ciumanku.

“ Kok. . .gak ada rasanya ya. . .. “ ucap Ryuu polos sambil tangannya memegang bibirnya yang terlihat basah karena ulahku.

“ Hah. . . .kamu nyari yang ada rasanya. Ayo pakai ini. . .” aku lalu mengeluarkan permen dari saku celanaku.

“ Jangan Riechan. . . aku tidak mau lagi. Sudahku bilang aku masih kecil”

“ Hahhahahhahaha. . .. siapa suruh coba ngeluh gak ada rasanya”

“ Ihhhh. . . Riechan. . . nanti aku bilangin tante lho, kamu melecehkaku” ucap Ryuu. Ryuu lalu memanyunkan bibirnya.

“ Tapi, kamu sukakan. .. .” godaku.

Ryuu hanya menunjukan ekspresi kesalnya padaku. Aku hanya menanggapi itu dengan sikap cuekku. Padahal jika dia bisa merasakannya. Jantungku sekarang berdetak lebih kencang seperti genderang yang mau perang.

“ Riechan. . .. besok aku akan pulang ke okinawa. Jaga diri Riechan baik-baik ya. . .” “ Tenang. . .. aku baik-baik saja ko. .. .”

Aku dan Ryuu hanya terlarut dalam diam. Aku baru tersadar jika aku tidak akan melihat Ryuu lagi mulai besok. Ingin rasanya aku menahannya supaya tidak pergi. Tapi, tidak mungkin. Aku sama sekali tidak memiliki hak untuk mencegahnya pergi atau setidaknya meminta dia bertahan sehari, dua hari atau selamanya. Membayangkan hal itu saja membuat dadaku sesak.

“ tapi, aku akan selalu kirim e-mail pada Riechan. .. “ ucap Ryuu yang seakan mengetahui kecemasanku.

“ Eeeee. . .. .kau memang harus melakukan itu. Kau mesti bertanggung jawab padaku”.

“ Maksudnya. . . .! mestinyakan Riechan yang bertanggung jawab kepadaku karena merebut ciuman pertamaku” protes Ryuu.

“ Jadi benar ya dugaanku. . .. itu first kissmu . .”

“ Iiihhhh. . . Riechan nyebelin. . . dasar tante-tante kepala 2” ucap Ryuu merajuk.

“ Jadi, kau menolak bertanggung jawab neh. . .” pancingku.

“ Bertanggung jawab kenapa coba. . .. “

“ Karena telah mencuri hatiku. . .. “ bisikku tepat ditelinga Ryuu.

Setelah membisikkan kata-kata tadi, aku langsung bergegas pergi ke kamar Yuny. Aku sama sekali tidak berani memandang Ryuu yang duduk mematung. Ryuu pasti dapat mengerti maksud dari kata-kataku.

Sampai dikamar, aku langsung membatalkan niatku untuk masuk. Karena aku mendengar desahan pelan dari dalam kamar Yuny. Tapi, rasa penasaranku membuatku berniat untuk mengintipnya. Untungnya pintu tidak dikunci sama sekali. Aku lalu membuka sedikit pintu tersebut dan dapat dengan jelas melihat apa yang dilakukan Yuny dan Yuto diatas tempat tidur. Dengan pelan aku menutup pintu itu kembali.

“ dasar Yuny. .. . .. lagi ehheeem ehhheeman tapi pintu gak dikunci” pikirku dalam hati.

Aku lalu kembali ke ruang tengah. Aku melihat Ryuu masih duduk ditempat aku meninggalkannya sendiri tadi.

“ Riechan kenapa kembali” ucap Ryuu saat melihatku menuju kearahnya.

“ Hanya ingin menghabiskan waktu yang tersisa untuk berasamamu” ucapku yang langsung duduk disampingnya.

“ Riechan . .. “ muka Ryuu kembali memerah mendengar kata-kataku.

Aku dan Ryuu asyik membicarakan banyak hal. Berusaha mengenal lebih dalam satu sama lainnya. Berbicara dengan anak kecil yang lebih muda 4 tahun dariku membuatku lebih nyaman. Berbicara sesantai ini tidak pernahku lakukan dengan Yabu. Kenapa Ryuu jauh terlihat lebih dewasa dibandingkinkan Yabu. Aku dan Ryuu masih asyik berbicara saat aku melihat Zya dan Keito pulang bersama sambil bergandengan tangan. Wajah mereka berdua terlihat seperti orang yang baru dimabuk asmara. Sepertinya ini malam yang indah bagi kami semua.

The end.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar